Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Komputer


Apakah Komputer itu ?
            Komputer adalah sarana alat hitung sesuai dengan artinya yaitu berasal dari kata “compute” yang artinya hitung, dengan kata lain komputer dapat didefinisikan sebagai alat elektronik yang dapat menerima masukan data (input data), mengolah data, menyimpan hasil pengolahan data dan menyajikan informasi. Namun dewasa ini perkembangan teknologi yang terjadi pada dunia komputer sudah mampu menempatkan sebagai alat bantu utama bagi manusia dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Mencermati kecenderungan perkembangannya, sangatlah penting bahwa pengenalan dan pengetahuan teknologi komputer sejak usia dini menjadi salah satu prioritas untuk di pelajari oleh generasi usia belajar tingkat dasar hingga menengah dalam rangka mengembangkan keterampilan hidup (life skill).
Dengan pengertian yang lain Komputer merupakan sekumpulan alat logic yang dapat menerima data, mengolah data dan menyimpan data dengan menggunakan program yang terdapat pada memory, dan kemudian sistem komputer memberikan hasil pengolahan tersebut dalam bentuk output (pengeluaran). Dengan kata lain, komputer juga bisa diartikan sebagai sekumpulan peralatan elektronika yang terdiri dari input unit, proses unit, dan output unit.
Sebuah komputer dapat bekerja karena adanya hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), dan brainware (orang yang menggunakan komputer). Dalam hal ini kita akan membahas sebatas pengenalan dasar tentang hardware pada sebuah komputer.

Pengenalan Hardware
Hardware yang disebut juga sebagai perangkat keras komputer, terbagi menjadi 5 bagian utama, yaitu:
1.      CPU (Central Processing Unit)
§  CPU bertugas mengatur dan menghitung data.
§  CPU terletak di dalam system unit.
§  CPU merupakan “jantung” dari komputer.
§  CPU bersama dengan perangkat komputer lainnya yang ada dalam system unit mengatur kerja komputer secara bersama dan berkesinambungan.
2.      Monitor
Monitor merupakan perangkat keras yang fungsinya menampilkan informasi dan status data secara visual seperti pada televisi. Meskipun bukan pesawat televisi, monitor memiliki resolusi (ketajaman) gambar yang tinggi, sehingga memungkinkan pemakai (user) untuk membaca huruf-huruf yang berukuran kecil pada layar monitor. Monitor komputer juga mempunyai tiga jenis saat ini, yaitu CRT (Catode Ray Tube), LCD (Liquid Crystal Display) dan Plasma.
3.      Peralatan Masukan (Input Devices)
Namun dalam hal ini, peralatan masukan sangat banyak diantaranya, yaitu :
  • Keyboard, Keyboard adalah alat input utama yang digunakan oleh semua komputer. Keyboard mempunyai semua huruf alphabet (A – Z, a - z), angka 0 – 9 dan tambahan kunci (key) operasional khusus, seperti tombol Enter, Ctrl, Alt dll. Colokan (Port) yang digunakan oleh keyboard adalah PS/2 dan infra red (infra merah).
  • Mouse, Mouse adalah alat input yang digunakan oleh user untuk mengatur posisi kursor pada layar monitor dengan mengklik tombol kiri atau kanan. Gerakkanlah mouse pada permukaan yang rata, maka jursor pada layar monitor akan bergerak mengikuti gerakan mouse. Secara umum mouse terhubung ke komputer melalui port PS/2 dan ada juga yang sudah menggunakan port infrared atau infra merah.
  • Scanner, untuk memindah gambar atau teks ke dalam komputer (dalam bentuk digital) sehingga dapat dipakai sesuai keperluan.
4.      Peralatan Penyimpanan (Storage Devices)
  • Ploppy Disk Drive, alat pemutar disket untuk penyimpanan dan pembacaan data (berupa gambar atau teks) dari suatu disket.
  • CD-RW / DVD-RW Drive media penyimpanan yang hanya bisa dibaca, dan yang mempunyai kapasitas (tempat) besar berbentuk cakram.
  • Ploppy Disk, biasa dikenal dengan sebutan “disket”, yaitu alat untuk menyimpan data dari komputer yang berukuran kecil (kurang dari 1.44 Mb).
  • CD Blank / DVD Blank, tempat menyimpan data yang berbentuk CD dengan kapasitas (tempat) penyimpanan yang lumayan besar.
  • Hard Disk, tempat menyimpan data di dalam komputer dengan kapasitas (tempat) memori yang besar dan berkecepatan tinggi.
5.      Peralatan Keluaran (Output Devices)
  • Printer, alat untuk mencetak sebuah karya baik berupa teks maupun gambar. Printer ada 3 macam yaitu :
ü  Printer Dot Matrix, printer dengan tusukan pin ke pita.
ü  Printer Ink-Jet, printer dengan butir-butir kecil tinta.
ü  Printer Laser, printer dengan laser serta bubuk tinta (toner), kualitas pencetakan yang baik, berkecepatan tinggi, dan harganya pun relatif mahal.
  • Speaker, untuk mengeluarkan suara (audio), biasanya sepasang ada 2 (dua) buah speaker (left and right).

Namun ada juga yang mengatakan bahwa perangkat keras komputer dapat di simpulkan menjadi 3 bagian utama, yaitu:
1.      Input Unit.
2.      Processing Unit atau CPU.
3.      Output Unit.

·         Input Unit.
Merupakan bagian dari hardware komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam komputer. Input device ini sangat sering kita temui, antara lain keyboard, mouse, Scanner, dan lain sebagainya.

·         Processing Unit atau CPU.
Merupakan jantung dari komputer yang melakukan pekerjaan utama seperti perhitungan logika, kontrol, serta penyimpanan. Perangkat utamanya berupa Processor dan Chip yang terdapat pada Motherboard.

·         Output Unit.
Adalah hardware yang mempunyai fungsi untuk menyajikan hasil output dari proses pada komputer. Bentuk dari peralatan output ini antara lain speaker, printer, projector,  dll.

Booting
Booting adalah proses mengaktifkan sistem komputer sampai komputer siap untuk digunakan user untuk menjalankan perintah. Ada dua jenis booting, yaitu cold booting dan warm booting.
  1. Cold Booting
Adalah proses mengaktifkan sistem komputer untuk pertama kalinya dari keadaan listrik mati, dengan cara menekan tombol Power yang ada pada CPU.
  1. Warm Booting
Adalah mengaktifkan sistem komputer dalal keadaan masih hidup (on) dengan cara menekan tombol Ctrl+Alt+Del secara bersamaan, atau dengan menekan tombol Reset yang ada pada CPU.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Pentingnya Keseimbangan Intelektualitas dan Religiusitas bagi Mahasiswa


Telah kita ketahui bersama bahwa zaman atau era seperti saat ini merupakan sebuah era yang digambarkan sebagai era yang sempurna. Hal ini karena pada zaman sekarang umat manusia dapat melakukan hal apa saja yang diinginkannya. Di era seperti saat ini kebutuhan manusia dalam segala aspek semakin tidak terkendali, sementara alat pemuas kebutuhan semakin lama semakin menipis karena manusia terus mengeksploitasi alat pemuas kebutuhan tersebut. Akan tetapi, manusia tak puas dengan hanya mengeksploitasi, namun mereka menciptakan sebuah penemuan yang bermanfaat untuk memudahkan kehidupan mereka. Namun, penemuan-penemuan baru itu tidak hanya berdampak positif, melainkan akan berdampak negatif pula apabila manusia yang memanfaatkan penemuan tersebut tidak arif dan bijak. Dalam hal ini, dibutuhkan keseimbangan antara religiusitas dengan intelektualitas.
Intelektualitas merupakan sebuah pemahaman tentang ilmu dan pengetahuan yang jika dimiliki oleh seseorang maka orang tersebut akan membawa dirinya ke arah yang lebih maju. Dan orang yang demikian disebut "orang intelek". Dan religiusitas sendiri berasal dari kata religi yang dalam bahasa Indonesia berarti agama. Sedangkan religiusitas merupakan sebuah pemahaman tentang keagamaan yang didalamnya terdapat ajaran mengenai hubungan manusia dengan tuhannya serta hubungan manusia dengan sesama manusia. Intelektualitas tidak dapat dipisahkan dengan religiusitas, begitu pula sebaliknya.
Menurut para ahli sejarah, umat manusia sudah memiliki religiusitas jauh sebelum munculnya agama-agama di dunia. Berbeda dari tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan, manusia tampaknya memiliki kebutuhan dan kemampuan, yang bersifat kodrati dan batiniah, untuk menjadi religius. Kebutuhan dan kemampuan yang bersifat kodrati dan batiniah semacam itu kemudian terungkap secara lahiriah dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk simbol-simbol, ritus-ritus, ajaran-ajaran, dan aturan-aturan.
Bila dibandingkan dengan adik-adik dan orangtua mereka, ciri khusus dari mahasiswa pada umumnya adalah bahwa mereka lebih tua daripada adik-adik mereka dan jauh lebih muda daripada orangtua mereka. Para mahasiswa itu pada umumnya berusia sekitar 19-25 tahun. Mereka adalah orang-orang muda. Mereka memang bukan anak-anak lagi, namun mereka juga belum cukup tua untuk menjadi suami/istri atau ayah/ibu. Energi fisik mereka, pada umumnya, sedang berada pada titik optimalnya. Namun, kondisi psikis mereka belum stabil, masih mudah terguncang oleh berbagai hal. Sebagian dari mereka sudah memiliki cita-cita yang agak jelas dan keinginan-keinginan tertentu di masa depan, namun mereka belum menentukan cara-cara yang efektif untuk mencapai cita-cita dan mewujudkan keinginan-keinginan itu.
Bila dibandingkan dengan kegiatan pokok rekan-rekan sebaya mereka yang bukan mahasiswa, kegiatan pokok para mahasiswa itu adalah membaca, berpikir, dan menulis. Kebanyakan dari mereka belum memiliki pekerjaan tetap dan secara finansial belum mampu mencukupi diri sendiri. Dalam hal-hal tertentu mereka masih tergantung pada orangtua atau wali mereka.
Studi dan pergaulan mereka di lingkungan akademisi itu dapat meningkatkan daya kritis para mahasiswa terhadap segala hal. Peningkatan daya kritis itu juga dapat memengaruhi sikap mereka terhadap religiusitas dan agama mereka sendiri. Terhadap agama, misalnya, mereka barangkali tidak mau lagi menerima “begitu saja” semua pengajaran dan nasihat para pemimpin agama. Sementara itu, terhadap religiusitas mereka sendiri para mahasiswa barangkali merasa perlu untuk mempersoalkan beberapa aspek darinya.
Agama dan ilmu tidak terpisah atau bertentangan, sebab kedua-duanya menyangkut umat manusia dan dunia. Umat manusia membutuhkan kedua-duanya, sebab umat manusia membutuhkan Tuhan maupun dunia. Umat manusia membutuhkan Tuhan, karena Beliau adalah asal-usul dan tujuan akhir dari eksistensi umat manusia. Umat manusia juga membutuhkan dunia, karena dunia adalah lingkungan yang saat ini memungkinkan umat manusia bereksistensi, sebagai salah satu dari sekian banyak ciptaan tuhan.
Agama dan ilmu itu ibarat matahari dan bulan, ibarat sendok dan garpu, ibarat baju dan celana. Kedua-duanya diperlukan oleh manusia, bila manusia ingin hidup secara lengkap. Baik agama maupun ilmu memiliki essential goals dan core business yang terkait dengan kebenaran dan kesejahteraan bagi umat manusia. Yang berbeda hanyalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan luhur itu dan aspek-aspek yang diutamakan. Agama selalu menyertakan Tuhan dalam sepak terjangnya. Sementara itu, ilmu selalu mengutamakan kemampuan manusia sendiri dalam seluruh usahanya meneliti dan menemukan kebenaran.
Berhubungan dengan kenyataan itu, para mahasiswa perlu didorong untuk ikut membangun agama agar agama bersikap welcome terhadap ilmu, tidak bersikap arogan terhadap ilmu, bahkan bersedia dengan rendah hati mengakui dan memanfaatkan ilmu. Bersamaan dengan itu, mereka juga perlu didorong untuk ikut membangun ilmu agar ilmu juga bersikap welcome terhadap agama, tidak melecehkan agama, bahkan bersedia dengan rendah hati mengakui bahwa masalah-masalah tertentu dari kemanusiaan merupakan domain agama.
Keseimbangan antara religiusitas dan intelektualitas di kalangan mahasiswa sangat diharapkan oleh bangsa ini. Mahasiswa yang nantinya akan terjun langsung ke masyarakat diharapkan memiliki moral dan attitude yang baik agar bangsa ini terus maju kedepannya.
Mahasiswa merupakan asset bangsa ini. Dengan kreatifitas serta inovasinya, mahasiswa dapat berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat. Namun akan lebih baik lagi jika kreatifitas dan inovasi itu diimbangi dengan sifat religius sehingga tercipta hubungan yang baik antara manusia satu dengan manusia yang lain. Hal demikian sangat dibutuhkan dalam kehidupan mahasiswa.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Mahasiswa Sebagai Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock


Indonesia, negeri yang elok dengan berbagai macam budaya, bahasa serta kekayaan alamnya memberikan pandangan tersendiri di mata dunia. Letak Indonesia yang sangat strategis, yaitu diantara dua benua dan diantara dua samudra membuatnya dijadikan sebagai jalur perdagangan dunia dimasa lampau. Hampir semua orang di penjuru dunia pernah datang dan singgah di Indonesia. Dan kekayaan Indonesia selalu menjadi kesan tersendiri bagi  orang asing yang pernah datang dan singgah. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh dunia.
Akan tetapi, dibalik kekayaan Indonesia yang dapat menyilaukan dunia, ternyata masih terdapat banyak kebobrokan moral para pemimpinnya. Mengingat Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, negara dengan jumlah penduduk terpadat nomor empat di dunia yaitu dengan 200 juta lebih jiwa yang pastinya menjadi tantangan serius bagi pemerintah. Pemerintah dituntut untuk mensejahterahkan semua penduduknya, namun pada kenyataannya tidak semua penduduk sejahtera. Masih ada penduduk Indonesia yang hidup di bawah standar kelayakan.
Maka dari itu, untuk menghindari kebrobokan moral para pemimpin di masa mendatang, perlu adanya perubahan terutama pada kalangan pemuda calon pemimpin bangsa Indonesia. Dan dalam hal ini pun lebih dibebankan pada kalangan mahasiswa. Karena sebagai seorang pembelajar dan bagian dari  masyarakat, mahasiswa memiliki peran kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi, yaitu Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock. Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan suatu hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan.
Mahasiswa sebagai Agent of Change artinya mahasiswa sebagai agen dari suatu  perubahan. Yaitu seorang pemuda yang harus memberikan kontribusi yang kongkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil. Di lain hal mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan, namun mahasiswa juga sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa.
Sebagai Agent of Control mahasiswa dapat berperan sebagai elemen pengawal segala jenis kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Mahasiswa juga dapat menjadi peran penting daam mendorong dan memaksa pemerintah dalam mewujudkan good governance dalam sistem pemerintah. Peran aktif mahasiswa sebagai pengawal dan pendorong good governance ini dilakukan dalam rangka menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Mahasiswa sebagai juga sebagai Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya. Mahasiswa segabai seorang calon pemimpin bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan tongkat estafet pembangunan dan perubahan. Mahasiswa juga harus memiliki sikap kepemimpinan, kemampuan memposisikan diri, dan interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi.
Mahasiswa merupakan kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi di saat yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dalam kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa. Berarti mahasiswa memiliki kemampuan akademik yang dapat diandalkan sebagai salah satu aset negara ini. Tapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan. Sehingga mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sebagai seorang generasi penerus, mahasiswa juga dituntut untuk mampu dan siap untuk berhadapan langsung di dalam masyarakat. Untuk itu, perlu diadakan wadah di wilayah kampus untuk mengimplementasikan ketiga fungsi mahasiswa di atas, serta untuk membangun mentalitas kepemimpinan mahasiswa. Misalnya, organisasi-organisasi di dalam kampus tempat mahasiswa belajar. Selain itu juga dengan gerakan-gerakan pengabdian masyarakat. Sehingga mahasiswa akan terbangun mentalnya sedikit demi sedikit dan mahasiswa pun telah siap untuk terjun di dalam masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat berlandaskan dengan pengetahuannya, tingkat pendidikannya, norma yang berlaku di sekitarnya, serta pola berpikirnya. Namun pada kenyataannya, tidak jarang bahwa mahasiswa hanya mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan saja dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak langsung dengan masyarakat. Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami kerugian yang besar jika ditinjau dari segi hubungan keharmonisan dan penerapan ilmu. Dari segi keharmonisan, mahasiswa tersebut sudah menutup diri dari lingkungan sekitarnya sehingga muncul sikap apatis dan hilangnya silaturahim seiring hilangnya harapan masyarakat kepada mahasiswa. Dari segi penerapan ilmu, mahasiswa yang acuh akan menyia-nyiakan ilmu yang didapat di perguruan tinggi.
Maka komplekslah peran mahasiswa sebagai pembelajar sekaligus pemberdaya yang ditopang dalam tiga peran, yaitu sebagai agent of change, agent of control, dan iron stock. Hingga suatu saat nanti bangsa ini akan menyadari bahwa mahasiswa adalah generasi yang ditunggu-tunggu oleh bangsa ini.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS